Sabtu, 02 Januari 2016

Ida Sang Hyang Widhi


Om Swastyastu,
(Ya Tuhan, semoga Engkau selalu memberikan perlindungan)
Sang Hyang Widhi (disebut juga sebagai Acintya atau Sang Hyang Tunggal) adalah sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu Dharma masyarakat Bali. Dalam konsep Hinduisme, Sang Hyang Widhi dikaitkan dengan konsep Brahman. Dalambahasa Sanskerta, 'Acintya' memiliki arti 'Dia yang tak terpikirkan,' 'Dia yang tak dapat dipahami,' atau 'Dia yang tak dapat dibayangkan.'
"Hyang" merupakan sebutan untuk keberadaan spiritual memiliki kekuatan supranatural, bagaikan matahari di dalam mimpi. Kedatangannya dalam hidup seseorang memberikan kesenangan tanpa jeda dalam waktu lama yang tak dapat dibedakan antara mimpi dan realita. Orang-orang Indonesia umumnya mengenal kata ini sebagai penyebutan untuk penyebab keindahan, penyebab semua ini ada (pencipta), penyebab dari semua yang dapat disaksikan, atau secara sederhana disebut Tuhan.
Sang Hyang Widhi, berasal dari akar kata "Sang", "Hyang", dan "Widhi".
·         Sang, memiliki makna personalisasi atau identifikasi. Contoh penggunaan kata lainnya: sang bayu, sang Nyoman, sang Raja, dan lain-lain.
·         Hyang, terkait dengan keberadaan spiritual yang dimuliakan atau mendapatkan penghormatan yang khusus. Biasanya, ini dikaitkan dengan wujud personal yang bercahaya dan suci.
·         Widhi sama dengan widya artinya pengetahuan, memiliki makna penghapus ketidaktahuan. Penghapus ketidaktahuan memiliki wujud yang beragam menurut jalan ketidaktahuan diselesaikan. Wujud-wujud ini menjadi media bagaimana manusia dan ciptaan di jagat raya ini mengerti dan memahami diri dan lingkungannya. Widhi dapat berupa: cahaya, suara, wujud tersentuh, sensasi tersensori, memori pikiran, rasa emosional, radiasi bintang, pengartian tanda, rasa kecapan, dan lain-lain. Widhi ini sangat terkait dengan dharma, atau lingkungan yang merupakan pustaka abadi dimana manusia dapat membaca keseluruhan pengetahuan tentang widhi. Dharma secara keseluruhan adalah widhi itu sendiri. Terkait dengan proses belajar, dharma tampaknya terpartisi menjadi arus berlanjut yang hadir kepada manusia tanpa henti hingga masa manusia itu berakhir.
Secara deskriptif, makna Sang Hyang Widhi tidak cukup untuk diungkapkan dengan beberapa kalimat. Namun, dengan adanya dharma, semua orang dapat memahami makna sang hyang widhi ini secara utuh. Bahwa sang hyang widhi dipahami pertama melalui terlihatnya matahari di dalam mimpi seseorang, yang memberikan kesenangan luar biasa atau kesenangan tertinggi dari yang pernah dia rasakan. Kesenangan atau kebahagiaan ini berlanjut beberapa hari tanpa jeda. Namun, seseorang tidak dapat melihat matahari di dalam mimpi jika di dalam kenyataan ini dia tidak perhatian dengan matahari dan perkembangan hari siang dan malam.
Sang Hyang Widhi secara sederhana berarti dia yang memancarkan widhi atau penghapus ketidaktahuan. Dengan batasan media yang berupa cahaya, maka sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Sumber cahaya ini berupa matahari atau sumber cahaya lain. Dengan demikian, dengan membatasi bentuk widhi berupa cahaya, sang hyang widhi adalah sumber cahaya.

Sumber Kata Ida Sang Hyang Widhi
Kata Ida Sanghyang Widdhi Wasa sudah digunakan dalam Piagam Tjampuhan yang dibuat pada bulan Nopember 1961. Dalam pembukaan Piagam ini disebutkan, versi bahasa Indonesia: : Atas karunia Ida Sanghyang Widdhi Wasa kepada Pesamuhan Agung ini. Versi bahasa Bali : Saking paswetjan Ida Sanghyang Widdhi Wasa ring Pesamuhan Agung piniki.
Lalu dalam butir IV dari Dharma Agama disebutkan : Di dalam Tri-Kayangan harus diadakan Padmasana atau Sanggar Agung sebagai Sthana Ida Sanghyang Widddi Wasa Versi bhs Bali : Sajeroning Tri Kayangan patut kawentenang Padmasana wiadin Sanggar Agung maka Sthana IDA SANGHYANG WIDDHI WASA (aslinya huruf besar).
            Apakah berarti istilah Ida Sanghyang Widdhi Wasa diciptakan oleh para peserta Pesamuhan Agung pada bulan Nopember 1961? Tidak juga. Orang Kristen mengklaim istilah Sang Hyang Widdhi diciptakan oleh missionaries Kristen pada tahun 1930an. Tetapi tidak dijelaskan siapa misionaris yang menciptakan istilah ini.
            Pada waktu itu missionaries Kristen berasal dari tiga bangsa yaitu Belanda, AS, dan China. Siapa dari missionaries ini yang menciptakan istilah Sang Hhyang Widdhi ini. Hebat sekali orang-orang asing ini bisa menciptakan istilah yang begitu mudah diterima oleh penduduk lokal. Yang benar adalah missionaries itu, siapapun mereka, hanya memilih istilah itu dari istilah-istilah yang sudah ada, seperti Sang Hyang Paramakawi, Sang Hyang Tuduh dan Sang Hyang Widdhi, dan mereka memilih yang terakhir, Sang Hyang Widhi (dengan satu d).
            Fred B Eisman, Jr dalam bukunya Bali, Sekala & Niskala mencatat kata Widdhi (Widi) sendiri telah digunakan oleh masyarakat banyak pada waktu itu. Seorang bebotoh yang kalah akan berkata sing la widi (maksudnya sing ngelah widhi artinya tidak punya Tuhan), suatu ungkapan yang biasa digunakan bila seseorang menerima kemalangan. Kata Widi atau Widdhi, tentu tidak lahir dari peristiwa atau pemikiran atau perenungan para bebotoh. Kata ini sudah ada jauh sebelumnya, sehingga para bebotohpun lacar mengucapkannya. Kita dapat mencari asal usulnya di dalam bahasa sansekerta yaitu : Vidya yang memiliki banyak arti antara lain : knowledge, science, learning, scholarship, philosophy. Knowledge juga dipersonifikasikan dan diidentifikasikan dengan Durga (M. Monier illiams : A Sanskrit Engglish Dictionary). Di dalam kamus ini juga ada kata Viddhi yang artinya the act of piercing, perforating (tindakan menembus, melubangi).
Kemungkinan besar orang Hindu di Jawa dahulu mengambil kata Widdhi dari Widya, yang diberi arti Yang Maha Mengetahui. (coba iseng-iseng parhatikan komik Panji Koming di Kompas Minggu, yang menggambarkan masyarakat Majapahit, selalu menggunakan kata Sang Hyang Widdhi). Sedangkan kata Sanghyang atau Sang Hyang sudah ditemukan dalam naskah-naskah kuno seperti Slokantara, dan Wraspati Tattwa (Bali), Centini dan Dandang Gula (Jawa); Sanghyang Siksa Kandang Karesian dan Prasasti Sanghyang Tapak yang berangka tahun 1030 M (Sunda).
OM Shanti Shanti Shanti OM
(Ya Tuhan, semoga Damai di Hati, Damai di Dunia, Damai untuk selamanya)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar