Om Swastyastu,
(Ya Tuhan, semoga Engkau selalu memberikan perlindungan)
Sang Hyang Widhi (disebut juga sebagai Acintya atau Sang
Hyang Tunggal) adalah sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu
Dharma masyarakat Bali. Dalam konsep Hinduisme, Sang Hyang Widhi
dikaitkan dengan konsep Brahman. Dalambahasa
Sanskerta, 'Acintya' memiliki arti 'Dia yang
tak terpikirkan,' 'Dia yang tak dapat dipahami,' atau 'Dia yang tak dapat
dibayangkan.'
"Hyang" merupakan sebutan untuk keberadaan
spiritual memiliki kekuatan supranatural, bagaikan matahari di dalam
mimpi. Kedatangannya dalam hidup seseorang memberikan kesenangan tanpa jeda
dalam waktu lama yang tak dapat dibedakan antara mimpi dan realita. Orang-orang
Indonesia umumnya mengenal kata ini sebagai penyebutan untuk penyebab
keindahan, penyebab semua ini ada (pencipta), penyebab dari semua yang dapat
disaksikan, atau secara sederhana disebut Tuhan.
Sang Hyang Widhi, berasal dari akar kata "Sang",
"Hyang", dan "Widhi".
·
Sang, memiliki makna personalisasi atau
identifikasi. Contoh penggunaan kata lainnya: sang bayu, sang Nyoman, sang
Raja, dan lain-lain.
·
Hyang, terkait dengan keberadaan
spiritual yang dimuliakan atau mendapatkan penghormatan yang khusus. Biasanya,
ini dikaitkan dengan wujud personal yang bercahaya dan suci.
·
Widhi sama dengan widya artinya
pengetahuan, memiliki makna penghapus ketidaktahuan. Penghapus ketidaktahuan
memiliki wujud yang beragam menurut jalan ketidaktahuan diselesaikan.
Wujud-wujud ini menjadi media bagaimana manusia dan ciptaan di jagat raya ini
mengerti dan memahami diri dan lingkungannya. Widhi dapat berupa: cahaya,
suara, wujud tersentuh, sensasi tersensori, memori pikiran, rasa emosional,
radiasi bintang, pengartian tanda, rasa kecapan, dan lain-lain. Widhi ini
sangat terkait dengan dharma, atau lingkungan yang merupakan pustaka abadi
dimana manusia dapat membaca keseluruhan pengetahuan tentang widhi. Dharma
secara keseluruhan adalah widhi itu sendiri. Terkait dengan proses belajar,
dharma tampaknya terpartisi menjadi arus berlanjut yang hadir kepada manusia
tanpa henti hingga masa manusia itu berakhir.
Secara deskriptif, makna Sang Hyang
Widhi tidak cukup untuk diungkapkan dengan beberapa kalimat. Namun, dengan
adanya dharma, semua orang dapat memahami makna sang hyang widhi ini secara
utuh. Bahwa sang hyang widhi dipahami pertama melalui terlihatnya matahari di
dalam mimpi seseorang, yang memberikan kesenangan luar biasa atau kesenangan
tertinggi dari yang pernah dia rasakan. Kesenangan atau kebahagiaan ini
berlanjut beberapa hari tanpa jeda. Namun, seseorang tidak dapat melihat
matahari di dalam mimpi jika di dalam kenyataan ini dia tidak perhatian dengan
matahari dan perkembangan hari siang dan malam.
Sang Hyang Widhi secara sederhana
berarti dia yang memancarkan widhi atau penghapus ketidaktahuan. Dengan batasan
media yang berupa cahaya, maka sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Sumber
cahaya ini berupa matahari atau sumber cahaya lain. Dengan demikian, dengan
membatasi bentuk widhi berupa cahaya, sang hyang widhi adalah sumber cahaya.
Sumber Kata Ida Sang Hyang Widhi
Kata Ida Sanghyang
Widdhi Wasa sudah digunakan dalam Piagam Tjampuhan yang dibuat pada bulan
Nopember 1961. Dalam pembukaan Piagam ini disebutkan, versi bahasa Indonesia: :
Atas karunia Ida Sanghyang Widdhi Wasa kepada Pesamuhan Agung ini. Versi bahasa
Bali : Saking paswetjan Ida Sanghyang Widdhi Wasa ring Pesamuhan Agung piniki.
Lalu dalam butir IV
dari Dharma Agama disebutkan : Di dalam Tri-Kayangan harus diadakan Padmasana
atau Sanggar Agung sebagai Sthana Ida Sanghyang Widddi Wasa Versi bhs Bali : Sajeroning
Tri Kayangan patut kawentenang Padmasana wiadin Sanggar Agung maka Sthana IDA
SANGHYANG WIDDHI WASA (aslinya huruf besar).
Apakah
berarti istilah Ida Sanghyang Widdhi Wasa diciptakan oleh para peserta
Pesamuhan Agung pada bulan Nopember 1961? Tidak juga. Orang Kristen mengklaim
istilah Sang Hyang Widdhi diciptakan oleh missionaries Kristen pada tahun
1930an. Tetapi tidak dijelaskan siapa misionaris yang menciptakan istilah ini.
Pada
waktu itu missionaries Kristen berasal dari tiga bangsa yaitu Belanda, AS, dan
China. Siapa dari missionaries ini yang menciptakan istilah Sang Hhyang Widdhi
ini. Hebat sekali orang-orang asing ini bisa menciptakan istilah yang begitu
mudah diterima oleh penduduk lokal. Yang benar adalah missionaries itu,
siapapun mereka, hanya memilih istilah itu dari istilah-istilah yang sudah ada,
seperti Sang Hyang Paramakawi, Sang Hyang Tuduh dan Sang Hyang Widdhi, dan
mereka memilih yang terakhir, Sang Hyang Widhi (dengan satu d).
Fred
B Eisman, Jr dalam bukunya Bali, Sekala & Niskala mencatat kata Widdhi
(Widi) sendiri telah digunakan oleh masyarakat banyak pada waktu itu. Seorang
bebotoh yang kalah akan berkata sing la widi (maksudnya sing ngelah widhi
artinya tidak punya Tuhan), suatu ungkapan yang biasa digunakan bila seseorang
menerima kemalangan. Kata Widi atau Widdhi, tentu tidak lahir dari peristiwa
atau pemikiran atau perenungan para bebotoh. Kata ini sudah ada jauh
sebelumnya, sehingga para bebotohpun lacar mengucapkannya. Kita dapat mencari
asal usulnya di dalam bahasa sansekerta yaitu : Vidya yang memiliki banyak arti
antara lain : knowledge, science, learning, scholarship, philosophy. Knowledge
juga dipersonifikasikan dan diidentifikasikan dengan Durga (M. Monier illiams :
A Sanskrit Engglish Dictionary). Di dalam kamus ini juga ada kata Viddhi yang
artinya the act of piercing, perforating (tindakan menembus, melubangi).
Kemungkinan besar
orang Hindu di Jawa dahulu mengambil kata Widdhi dari Widya, yang diberi arti
Yang Maha Mengetahui. (coba iseng-iseng parhatikan komik Panji Koming di Kompas
Minggu, yang menggambarkan masyarakat Majapahit, selalu menggunakan kata Sang
Hyang Widdhi). Sedangkan kata Sanghyang atau Sang Hyang sudah ditemukan dalam
naskah-naskah kuno seperti Slokantara, dan Wraspati Tattwa (Bali), Centini dan
Dandang Gula (Jawa); Sanghyang Siksa Kandang Karesian dan Prasasti Sanghyang
Tapak yang berangka tahun 1030 M (Sunda).
OM Shanti Shanti Shanti OM
(Ya Tuhan, semoga Damai di Hati, Damai di Dunia, Damai untuk
selamanya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar